Uma Delis dan Sensapi, Sang Maestro dari Tabalong | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 06 Oktober 2022

Uma Delis dan Sensapi, Sang Maestro dari Tabalong

BERITABANJARMASIN.COM - Sabtu, (1/10/2022) menjadi waktu yang istimewa di Rumah Oettara. Seorang seniman besar dari daerah budaya Deah (Upau,Tabalong) yaitu Uma Delis datang bertandang. 

Ia adalah seorang pemain Sensapi, sebuah instrumen tradisional yang biasanya digunakan untuk mengiringi ritual Babalian di wilayah budaya Deah. Uma Delis tidak sekadar datang dan memainkan sensapinya. Ia juga datang utuk memberi pengetahuan, nilai-nilai dan praktik bermain Sensapi itu sendiri.

Sore harinya di garasi Rumah Oettara, dibantu oleh salah satu muridnya yakni Palui (Irfan) memberikan secara langsung workshop tentang memainkan sensapi. Ada 10 peserta yang hadir mulai dari pelajar, mahasiswa, akademisi, hingga peneliti. 

Dituturkan Novyandi Saputra selaku manager program Rumah Oettara sejak awal memang targetnya hanya 15-25 peserta saja yang akan diterima pendaftarannya. Hal ini berkaitan dengan agar pengetahuan yang dibagikan mudah diterima dan mudah disampaikan oleh Uma Delis sendiri.

Uma Delis telah menciptakan puluhan lagu baru yang tidak jauh dari irama-irama klasik sensapi itu sendiri. "Lagu-lagu baru ini bagi Delis memiliki dua arah, arah pertama adalah untuk memancing para generasi muda mau memainkan sensapi dan puji syukur itu telah berhasil," ucapnya. 

Arah kedua adalah agar lagu sensapi yang dipertunjukan tidak sama dengan yang digunakan saat ritul sehingga tetap menjaga nilai-nilai dan pakem asli saat ritual itu sendiri. 

Cara berpikir yang maju kedepan ini adalah nilai luhur yang tak banyak dimiliki orang. Uma Delis adalah gambaran dari menjaga dan mengembakan Sensapi agar semakin nyaring bunyinya.

Malam minggu yang syahdu, Uma Delis dan Palui memainkan hampir 15 reportoar karya-karya yang diciptkan oleh Uma Delis sendiri. mulai dari lagu yang berkisah tentang keniscayaan hidup, nasib-nasib hutan di Deah, hingga tentang hubungan manusia-alam-Tuhan. 

karya-karya uma Delis dinikmati dengan tenang malam itu. Suara khas dari Uma Delis yang lengking dan petikan sensapi yang merdu dan rancak saling ikat kait dengan sensapi palui menambah mistis nan romantis suasanya bunyi malam itu. Uma Delis begitu tenang dan menikmati setiap nyanyiannya hingga membawa kami seperti sedang berada di Upau, kampung halamannya Uma Delis.

Banyak penonton tak percaya bahwa instrumen sensapi itu hanya memiliki dua buah senar dan bahkan melodinya banyak dimainkan dalam satu senar saja. 

Kepiawaian Uma Delis dan Palui dalam memainkan sensapi ini membawa penonton larut dalam suasana. tak terasa lagu demi lagu berlalu begitu saja. Riuh tepuk tangan dan pujian pun mengalir menimpali setiap lagu selesai dimainkan oleh uma Delis dan Palui. Begitulah kiranya gambaran pertunjukan sensapi malam minggu di Rumah Oettara.

Firman Yusi, Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan yang merupakan warga asli Tabalong menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini harus didorong hadir terus menerus. 

Ruang kreatif yang memanggungkan seniman-seniman seperti ini harus selalu bergeliat menjadi ruang kompetisi dan kolaborasi dengan pemerintah. Tentu ini juga merupakan gerakan yang sangat sehat dalam upaya pemajuan kebudayaan khususnya di ibukota Kalimantan Selatan hari ini. 

Firman Yusi juga menambahkan bahwa kita harus mengawal Uma Delis agar bisa diajukan untuk mendapatkan Anugerah Kebudayaan Kemendikbudrisetkdikti. Kalsel harus mulai aktif dalam pengajuan ini karena hari ini kita banyak kehilangan tokoh-tokoh seniman besar yang menjadi tiang kebudayaan banua.

Malam itu juga komunitas Rumah Oettara yang diwakili oleh HE Benyamine memberikan gelar maestro sebagai sebuah penghormatan agung kepada Uma Delis atas dedikasi dan daya juangnya untuk melestarikan dan mengembangkan Sensapi hingga sekarang ini. 

Semangat dan nilai juangnya ini adalah spirit yang harus kita semai bersama dalam pemajuan kebudayaan banua. HE Benyamine juga menyampaikan bahwa kegiatan Blueprint ini adalah bentuk gambaran nyata bahwa Kalimantan Selatan tidak hanya Banjar, namun juga ada suku, adat, dan budaya lain yang ikut serta dalam membentuk Budaya Kalimantan Selatan.

Program Blueprint merupakan sebuah program yang berfokus pada melihat secara mendetail kerja artistik seorang Maestro seni (musik/tari/teater/seni rupa/ dan seni media baru). Hal ini adalah sebagai upaya dalam melihat kembali pengetahuan seorang maestro terhadap kerja artistik bidang seninya. Program ini berfokus pada workshop, pentas maestro dan diskusi bersama maestro.

Pada program Blueprint #1 ini kami berkolaborasi dengan @gekrafs.kalsel mengundang salah satu seniman sensapi asal Deah-Tabalong yaitu Delis. Delis adalah praktisi instrumen musik Sensapi khas Dayak Deah daerah tabalong. Delis akan berbagai pengetahuan perilah Sensapi Deah, Hidup sebagai seniman tradisional dan bakti budayanya terhadap sensapi. (rilis)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner